Menikah Itu Memahami yang Tidak Terpahami…
Judul ini hanya merepresentasikan salah satu dari sekian banyak definisi pernikahan yang ribuan jumlahnya. Sebagian besar sahabat dan kenalan saya mengatakan bahwa menikah adalah menyatukan dua pribadi menjadi satu. Two becomes one. How romantic…
Jika pemahaman dan aplikasi dua menjadi satu ini begitu mudahnya, maka sekarang tidak akan begitu tingginya angka perceraian di dunia. Dengan kecanggihan teknologi yang mampu mendekatkan yang jauh, ironisnya malah justru menjauhkan yang dekat, dan berujung kepada perceraian.
Where did we go wrong?. Apa yang salah dengan pernikahan sehingga dua hati yang awalnya begitu menggebu gebu ingin saling membahagiakan, tak jarang berakhir dengan ketangkasan saling melempar piring dan peralatan makan dalam ketepatan dan kecepatan yang mengagumkan.
Saya akan lama sekali terdiam dan sulit menjawab ketika ditanyakan,” Apa yang membuat pernikahan bertahan dan bahagia?.” …..Ya kalau hanya menjawab pertanyaan apa yang membuat pernikahan bertahan, secara instan jawaban saya adalah: Jangan bercerai!.
Semua kita menginginkan pernikahan yang bahagia, tapi lupa bahwa definsi kebahagiaan itu selalu dimulai dari diri sendiri sebagai individu. If you were never a happy person when single, then don’t expect you will be happy when married.
Logikanya sangat jelas : Cinta itu memberi dalam ketulusan dan bahagia. Nah, bagaimana kita bisa memberi kebahagiaan kalau kita sendiri tidak bahagia?. We can only give what we have. We can not give what we do not have. Simple rule of life, eh?.
Sekarang masuk kedalam pembahasan yang lebih rumit. Let’s talk about happiness…
Sama dengan pembahasan dan definisi mengenai pernikahan, maka kebahagiaan juga memiliki makna berbeda dan luar biasa luas cakupannya. Ingat lagu klasik yang baitnya pendek , “Don’t worry, be happy?.”
Salah satu sahabat bule saya pernah mengatakan kalimat sederhana yang sampai sekarang melekat kuat dalam ingatan : “we should simplify happiness. When we are not worry then we are happy.”
What a thought!. Mari kita menyederhanakan kebahagiaan.
Saya tidak punya hak mengatakan kepada anda apa yang harus dilakukan agar berbahagia, karena sekali lagi, bahagia itu relatif, dan pastinya tidak bisa dibeli dengan uang. Buktinya aktor kaya dan konglomerat hebat justru banyak bercerai dan terjerumus dalam narkoba. seumur hidup mereka mencoba mencari dimana cinta dan kebahagiaan bisa dibeli.
Meskipun harus diakui, uang memberi alternatif dan membantu ketika anda tidak bahagia. Paling tidak uang bisa membayar psikiater mahal untuk berbincang bincang menceritakan betapa tidak bahagianya anda. Jauh lebih elegan dan nyaman anda menangis di dalam BMW keluaran terbaru daripada di terminal bis. How absurd..!. Paham khan mengapa saya mengatakan bahagia itu mahal ?.
Nobody’s perfect, and there’s no such thing as a perfect marriage. Tapi jika kita tidak bisa bahagia dalam ketidak sempurnaan, maka kita tidak akan pernah bahagia seumur hidup.
Jangan biarkan definisi pernikahan yang bahagia dengan segala persyaratannya merumitkan anda. Find your own ways of making your marriage works.
Dibawah ini adalah beberapa kesamaan yang saya temui dalam pernikahan yang bahagia.
- Mereka berdua saling menghargai dan tidak membanding bandingkan. Kapan kita bisa bahagia menikmati cinta yang diberikan oleh pasangan, ketika kita selalu lebih fokus pada kekurangannya dan mencoba mengubahnya menjadi lebih baik sesuai harapan kita.
Bukankah dulu kita menikahinya karena jatuh cinta dengan kepribadian dan pembawaannya?. Lalu mengapa begitu menikah kita malah ingin dia berubah sesuai ekspektasi kita?.
Ketika anda menikahi buaya, jangan habiskan seumur hidupmu bermimpi bisa mengubahnya menjadi domba. Daripada berakhir dengan frustrasi dan bunuh diri, jauh lebih baik anda belajar menjadi pawang buaya yang baik. Brilian bukan?.
- Mereka berdua tidak selalu seia-sekata dalam segala hal untuk segala sesuatu, dan tidak memaksakan kehendak. Konflik dalam rumah tangga sering terjadi karena masing masing pihak ngotot pasangannya harus bisa melihat dari sudut pandangnya dan setuju. Berbeda pandangan bukanlah musibah. Itu justru mengajarkan kita untuk bisa bersikap toleran dan menikmati indahnya dunia dari arah yang lain.
Menghargai pendapat dan pandangan pasangan bukan berarti kita harus selalu setuju dan berubah menjadi pribadi lain yang bukan kita. Temukan cara yang bisa mendamaikan anda berdua dan jaga jarak aman agar dalam hal hal tertentu jangan saling menyakiti. Daripada tidak henti hentinya mendiskusikan sesuatu topik yang tidak ada jalan keluarnya, lebih baik membicarkan hal lain yang bisa dinikmati bersama dalam damai. It’s about acceptance my friends!.
Kepekaan masing masing individu berbeda. Setelah sekian lamanya menikah, seharusnya kita paham apa yang membuat pasangan kita merasa nyaman dan bahagia. Lakukan itu dengan tulus. Tanya kepada diri sendiri, kapan terakhir anda antusias melakukan sesuatu untuk pasangan dengan gairah yang meluap, hanya karena anda tahu itu akan membuatnya senang?. Ingatkah betapa bahagianya anda ketika melihat dia bahagia ?. Tunggu apa lagi ? Lakukanlah lagi sekarang!.
Saya sangat senang setiap kali bisa punya kesempatan pulang ke kampung ayah saya dan menikmati kehidupan di pulau kecil selama dua - tiga hari. Setiap sore, ketika para nelayan pulang, ritualnya selalu sama dan sederhana. Ikan hasil tangkapannya akan diberikan kepada istrinya tanpa banyak bicara, dan sang nelayan duduk menikmati secangkir kopi panas dan makanan kecil sambil menunggu istrinya memasak.
Ketika istrinya selesai memasak, dengan tenang sang nelayan mematikan rokoknya dan menikmati hasil masakan istrinya tanpa banyak keluhan ikan ini kurang garam atau terlalu pedas. Istrinya juga tidak pernah mengeluh ikan tangkapannya kurang besar, dan mengapa bukan jenis yang lain. Mereka menikmati apa yang ada, tidak lebih-tidak kurang!. Most of them have been married for more than 30 years.
Mungkin kita perlu belajar sesuatu dari mereka… Bahwa pernikahan bahagia itu soal mensyukuri dan menikmati tanpa banyak menuntut. Bahwa cinta tak selalu harus berbalut permata, mengikuti banyak persyaratan agar memperoleh medali.
Dalam formatnya yang paling hakiki, cinta adalah perasaan nyaman bahwa hari ini kita masih bisa duduk makan bersama dan bersyukur kita saling memiliki.
Stay loving my friends!.
**ilustrasi dari http://www.happywivesclub.com/storage/
Oleh: Ellen Maringka
0 komentar:
Posting Komentar